Recent Posts

Rabu, 11 April 2018

Cara Salat Nabi Muhammad Berdasarkan Hadis Bukhari

Salamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Takbir

399. Dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya, bahwa "Rasulullah mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua pundak beliau ketika bertakbir, yakni apabila beliau memulai salat. Apabila beliau takbir untuk ruku, beliau kerjakan seperti itu. Dan, ketika mengangkat kepala dari ruku, maka beliau mengangkat kedua tangan pula sambil mengucapkan, Sami 'allahu liman hamidah, Rabbanaa wa lakal-hamdu. Beliau tidak melakukannya pada waktu sujud. Juga tidak mengangkat tangan ketika bangun dari sujud."


Sedekap

402. Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu berkata, "Orang-orang diperintahkan supaya meletakkan tangan kanan di atas tangannya yang kiri dalam salat."
Abu Hazim berkata, "Aku tidak mengetahui melainkan ia (Sahl bin Sa'ad) menisbatkan perintah itu kepada Nabi."
Isma'il berkata, "Perintah itu dinisbatkan, dan ia tidak mengatakan, 'menisbatkan'."


Iftitah

405. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah diam di antara takbir dan bacaan (al-Faatihah) sejenak.
Aku berkata, 'Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah yang engkau baca di kala engkau diam antara takbir dan bacaan (al-Faatihah)?'
Beliau bersabda, 'Aku membaca:
 

'Allahumma baa'id bainii wabaina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi, allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatstsaubul abyadhu minad-danasi, allaahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.'
'Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan aku sebagaimana Engkau menjauhkan antara barat dan timur. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, basuhlah kesalahan kesalahan aku dengan air, es, dan embun'."


Al Faatihah

Hadis riwayat Anas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Aku pernah salat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersama Abu Bakar, bersama Umar, dan bersama Usman, aku tidak mendengar seorang pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim.” (H.R. Muslim no.503)

404. Anas Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa, “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu, dan Umar Radhiyallahu 'anhu memulai (bacaan) salat dengan, Alhamdulillahi rabbil'alamiin.

411. Ubadah ibnush-Shamit mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca 'Pembukaan Al-Quran' (al-Faatihah)."

Atha' berkata, "Amin adalah sebuah doa. Ibnu Zubair dan orang-orang yang di belakangnya mengucapkan 'amin' sehingga gemuruh suaranya di dalam masjid. Abu Hurairah berseru kepada imam, 'Janganlah lupakan aku mengucapkan, 'Amin'."

Nafi' berkata, "Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan bacaan amin, dan menyuruh orang lain supaya mengucapkannya. Aku mendengar suatu hal yang baik tentang hal itu darinya."

421. Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila imam membaca amin, maka bacalah amin olehmu. Karena, malaikat juga mengucapkan amin. Sesungguhnya barangsiapa yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin malaikat, maka diampunilah dosanya yang telah lampau."

Ibnu Syihab berkata, "Rasulullah mengucapkan amin."

Dari jalan kedua dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila imam selesai mengucapkan, Ghairil maghdhuubi 'alaihim waladhdhaalliin, maka ucapkanlah, 'Amin.' Karena sesungguhnya orang yang bacaannya bersamaan dengan malaikat, maka diampunilah dosanya yang telah lalu."

418. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata mengenai apa yang dibaca pada setiap salat, "Apa yang diperdengarkan oleh Rasulullah kepada kami, kami perdengarkan kepadamu. Dan, apa yang beliau sembunyikan terhadap kami, kami sembunyikan kepadamu. Jika kamu tidak menambah terhadap Ummul Quran (al-Faatihah), maka cukuplah, dan jika kamu menambahnya (dengan surat Quran), maka hal itu lebih baik."


Quran

415. Jubair bin Muth'im (yang datang dalam rombongan tawanan Perang Badar) berkata, "Aku mendengar Rasulullah membaca surat ath-Thuur pada waktu salat magrib. Ketika sampai pada ayat ini, Am khuliquu min ghairi syai-in am humul-khaaliquun. Am khalaqus-samaawaati wal-ardha, bal laa yuuqinuun. Am 'indahum khazaainu Rabbika am humul-musaithiruun 'Apakah mereka diciptakan bukan dari sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah, mereka telah menciptakan langit dan bumi ini? Sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang mereka katakan. Ataukah, di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?', maka hatiku seakan-akan hendak terbang. Itulah saat pertama kali iman mantap di dalam hatiku."

412. Abu Qatadah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi membaca dalam dua rakaat yang pertama dalam salat zuhur dengan al-Faatihah dan dua surat (riwayat lain: satu surat satu surat) dan dalam dua rakaat yang akhir dengan (Ummul Kitab/al-Faatihah). Beliau panjangkan bacaan pada rakaat pertama dan beliau pendekkan pada rakaat kedua. Kadang-kadang beliau memperdengarkan bacaannya. Beliau biasa membaca al-Faatihah dan dua surat, beliau panjangkan pada yang pertama. Beliau biasa memanjangkan rakaat pertama dan beliau pendekkan rakaat yang kedua pada salat subuh."

417. Al-Barra' Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa, "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sedang dalam bepergian. Lalu, beliau membaca ‘Wattiini wazzaitun’ pada waktu salat isya dalam salah satu dari dua rakaat (pertamanya). aku tidak pernah mendengar seseorang yang suaranya atau bacaannya lebih bagus daripada beliau."

406. Abu Ma'mar Radhiyallahu 'anhu berkata, "Kami berkata kepada Khabbab, ‘Apakah Rasulullah membaca pada salat zuhur dan asar?’
Ia menjawab, ‘Ya.’
Kami bertanya, ‘Bagaimama kamu dapat mengetahui hal itu?’
Ia menjawab, ‘Dengan gerak jenggot beliau.’"


Ruku

423. Abu Hurairah mengatakan bahwa ia salat menjadi imam bagi orang banyak. Dia membaca takbir setiap kali ia menunduk (turun) dan bangkit. Setelah salat ia berkata, "Sesungguhnya salatku sama dengan salat Rasulullah."

Abu Humaid berkata di hadapan sahabat-sahabatnya, "Nabi meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya."

426. Mush'ab bin Sa'ad berkata, “Aku mendirikan salat di samping ayahku, lalu aku letakkan kedua tanganku di antara dua pahaku. Lalu, ayahku melarangnya seraya berkata, 'Kami dulu melakukannya, lalu kami dilarang. Kami diperintahkan meletakkan tangan-tangan kami di atas lutut.'”

Abu Humaid berkata di hadapan sahabat-sahabatnya, "Nabi ruku dan meluruskan punggungnya."

429. Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata, "Nabi (sering) mengucapkan (riwayat lain: Tidaklah Nabi mengerjakan suatu salat setelah turunnya ayat 'Idzaa jaa-a nashrullaahi wal fath' melainkan beliau mengucapkan) di dalam ruku dan sujudnya:
“Subhaanakallahumma Rabbanaa Wabihamdika Allahummaghfirlii”
'Mahasuci Engkau, ya Allah, Tuhan kami! Segala puji untuk-Mu. Ya Allah, ampunilah aku'."


I'tidal

431. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,
"Apabila imam membaca, 'Samiallahu liman hamidah'
(semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya),
maka ucapkanlah, 'Allahumma rabbanaa lakal hamd'
(Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu-lah segala puji).
Karena, barangsiapa yang ucapannya bersesuaian dengan ucapan malaikat, maka diampunilah dosanya yang telah lampau."

Abu Humaid berkata, "Nabi bangun (dari ruku) dan berdiri lurus sampai tulang belakangnya kembali ke posisinya semula."

435. Dari Tsabit, ia berkata, "Anas menerangkan kepada kami cara salat Rasulullah. Yaitu, beliau melakukan salat. Apabila beliau telah mengangkat kepala dari ruku, maka beliau berdiri sehingga kami mengatakan bahwa beliau lupa (karena lamanya berdiri)."


Sujud

Nafi' berkata, "Ibnu Umar (apabila turun sujud) meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya."

440. Abdullah bin Malik bin Buhainah mengatakan bahwa, “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila sujud, beliau merenggangkan kedua lengannya (dari rusuknya), sehingga kelihatan putih ketiaknya.”

445. Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Luruskanlah dalam sujud. Jangan seseorang diantaramu menghamparkan kedua lengannya seperti anjing menghamparkan kedua kaki depannya."

Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan (kening, dua telapak tangan, dua lutut, dan jari-jari telapak kaki), dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian.” (H.R Muslim no.755)

429. Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata, "Nabi (sering) mengucapkan (riwayat lain: Tidaklah Nabi mengerjakan suatu salat setelah turunnya ayat 'Idzaa jaa-a nashrullaahi wal fath' melainkan beliau mengucapkan) di dalam ruku dan sujudnya:
"Subhaanakallahumma Rabbanaa Wabihamdika Allahummaghfirlii”
'Mahasuci Engkau, ya Allah, Tuhan kami! Segala puji untuk-Mu. Ya Allah, ampunilah aku'."


Duduk antara dua sujud

428. Al-Barra' berkata, "Ruku Rasulullah, sujudnya, (duduk) di antara dua sujud, dan ketika beliau bangun dari ruku (i'tidal), selain berdiri dan duduk (tasyahud), adalah hampir sama (lamanya)."

444. Tsabit dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya aku tidak gegabah untuk salat bersamamu sebagaimana aku melihat Nabi salat menjadi imam kami."

Tsabit berkata, “Anas melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lihat kalian melakukannya.” katanya, “Anas menerangkan kepada kami cara salat Nabi, lalu dia melakukan salat. Kemudian mengangkat kepalanya setelah ruku (beberapa lama) sehingga ada orang yang berkata, ‘Sesungguhnya dia lupa.’ Dia duduk di antara dua sujud sehingga ada orang yang mengatakan, “Sesungguhnya dia lupa (untuk sujud kedua, karena lamanya (berdiam) duduk antara dua sujud).’”

448. Muhammad bin Amr bin Atha' mengatakan bahwa ia duduk bersama sekelompok dari sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu mereka menyebut-menyebutkan perihal salat Nabi. Abu Humaid as-Sa'idi berkata, "Aku adalah orang yang paling hafal di antara kalian tentang salat Rasulullah. Aku melihat apabila beliau bertakbir, beliau angkat kedua tangan beliau sejajar dengan kedua pundak beliau. Apabila ruku, beliau letakkan kedua tangan beliau pada kedua lutut. Kemudian beliau membungkukkan punggung. Apabila beliau mengangkat kepala (dari ruku) beliau tegak sehingga tiap-tiap tulang belakangnya kembali ke tempatnya. Apabila sujud, beliau letakkan kedua tangan beliau dengan tidak merentang (menjulurkan lengan dengan meletakkannya di tanah), juga tidak menggenggam, dan beliau hadapkan ujung jari-jari beliau ke kiblat. Apabila beliau duduk di rakaat yang kedua, maka beliau duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Apabila beliau duduk di rakaat terakhir, maka beliau julurkan kaki kiri dan ditegakkannya kaki yang lain (kanan). Beliau duduk di atas pantat beliau."


Tasyahud (awal)

450. Abdullah berkata, "Ketika kami salat di belakang Nabi, kami mengucapkan, 'Assalaamu 'alallah, 'Assalaamu 'ala Jibril wa Mikail, as-salamu 'ala fulan wa fulan' (Riwayat lain: Sebagian kami mengucapkan salam atas sebagian yang lain).
Kemudian Nabi menoleh kepada kami. (riwayat lain: setelah Nabi selesai, beliau menghadapkan wajah beliau kepada kami). lalu bersabda, 'Janganlah kamu mengucapkan, Assalaamu 'alallah, karena sesungguhnya Allah adalah Maha Penyelamat. Apabila salah seorang di antara kamu salat (riwayat lain: apabila salah seorang di antara kamu duduk (tasyahud) dalam salat), maka ucapkanlah:
"Attahiyaatu lillaahi washshalawaatu wath-thayyibaatu, as-salaamu'alaika ayyuhan-nabiyyu warahmatullahi wabarakaatuhu, as-salamu 'alaina wa'alaa 'ibaadillahish-shaalihiin. Asyhadu an laailaaha illallaahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh”
"Kehormatan bagi Allah, demikian juga berkah dan kebaikan. Semoga keselamatan tetap atas engkau wahai Nabi, demikian pula rahmat serta hidayah Nya. Semoga keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya."
Sesungguhnya apabila kamu mengucapkannya, maka sampailah (dalam riwayat lain: maka sesungguhnya kamu telah mengucapkan salam kepada) setiap hamba Allah yang saleh baik di langit maupun di bumi. Setelah itu dia memilih doa (riwayat lain: lafal pujian) yang ia sukai, kemudian berdoa.'"

438. Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam dan Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan bahwa, “Abu Hurairah mengucapkan takbir dalam semua salatnya, yang wajib maupun yang sunnah, pada bulan Ramadan ataupun bulan-bulan lainnya. Dia mengucapkantakbir pada waktu berdiri untuk salat Kemudian bertakbir ketika hendak ruku. Lalu, dia mengucapkan, Sami'allaahu liman hamidah. ketika dia mengangkat punggungnya dari ruku, kemudian dia mengucapkan (sambil berdiri), Rabbana lakal hamdu, sebelum sujud. Kemudian dia mengucapkan takbir waktu sujud dan pada waktu mengangkat kepalanya dari sujud. Lalu, takbir lagi saat bangun dari duduk pada rakaat kedua (tasyahud awal). Dia melakukan hal itu dalam setiap rakaat sampai dia menyelesaikan salat. setelah salat, dia mengatakan, ‘Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Sungguh salatku lebih dekat kepada salat Rasulullah daripada salat kalian, dan inilah cara salat beliau sampai beliau meninggal dunia.’”

446. Sa'id bin Harits berkata, "Abu Sa'id mengimami kami salat. Ketika dia mengangkat kepala dari sujud, dia mengeraskan takbir. Demikian juga ketika sujud, ketika bangkit (dari sujud), dan ketika berdiri dari dua rakaat. Ia berkata, 'Demikianlah aku melihat Nabi.'"


Tasyahud (akhir)

451. Aisyah, istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, menginformasikan bahwa Rasulullah selalu berdoa dalam salat:

"Allahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil-qabri wa a'uudzu bika min fitnatil-mashiihid dajjaali, wa a'uudzu bika min fitnatil-mahyaa wafitnatil-mamaati. Allahumma innii a'uudzu bika minal-ma'tsami wal maghrami."
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur. Dan aku berlindung kepada Mu dari fitnah Al-Masiih Dajjal. Dan aku berlindung kepada Mu dari fitnah ketika hidup dan fitnah setelah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari dosa dan utang."
Lalu seseorang berkata kepada Rasulullah, "(Wahai Rasulullah), alangkah seringnya engkau memohon perlindungan dari utang."
Beliau bersabda, 'Sesungguhnya seseorang yang berutang bila berbicara, maka dia berdusta. Apabila berjanji, maka dia mengingkari.'"
(Dalam satu riwayat dari Aisyah) dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah berlindung kepada Allah di dalam salatnya dari fitnah Dajjal."


Salam

Ibnu Umar menyukai orang yang di belakang imam mengucapkan salam setelah imam mengucapkannya.

453. Hindun bin al-Harits (al-Firasiah (dalam satu riwayat: al-Qurasyiah)), istri Mabad ibnul-Miqdad, sekutu bani Zuhrah, dan biasa menemui istri-istri Rasulullah), mengatakan bahwa Ummi Salamah Radhiyallahu 'anha (sahabatnya) berkata, "Rasulullah apabila selesai mengucapkan salam, maka orang-orang wanita berdiri, dan beliau diam sebentar (di tempatnya). Beberapa laki-laki masih ada yang mengerjakan salat menurut yang dikehendaki Allah. Apabila Rasulullah berdiri, maka berdirilah para laki-laki sebelum beliau berdiri." (dalam riwayat yang mu'allaq disebutkan bahwa Rasulullah mengucapkan salam. Kemudian para wanita bubar dan masuk ke rumah masing-masing sebelum Rasulullah bubar.)"
Ibnu Syihab berkata, "Aku pikir, dan Allah lebih mengetahui, maksud dari tinggalnya (diamnya) Rasulullah di tempat ialah agar para wanita meninggalkan tempat itu sebelum tersusul oleh kaum lelaki yang telah menyelesaikan salat mereka."


Tambahan

Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi, ia berkata, “Jarak tempat salat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan dinding seukuran jalan lewat kambing.” (H.R. Muslim no.786)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Bila salah seorang di antara kalian sedang salat, janganlah ia membiarkan seorang pun lewat di depannya, dan hendaklah ia mencegahnya semampunya. Bila ia tidak peduli, perangilah karena sesungguhnya ia adalah setan.’” (H.R. Muslim no.782)

409. Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah tentang menoleh dalam salat. Beliau bersabda, 'Hal itu adalah barang rampasan, yakni setan merampasnya dari salat seorang hamba.'"

408. Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, “Nabi bersabda, 'Bagaimanakah keadaan suatu kaum yang mengangkat pandangannya ke langit di dalam salat? (Sabda beliau tentang hal itu semakin keras sehingga beliau bersabda), 'Sungguh mereka menghentikan hal itu, atau pandangan-pandangan mereka akan disambar.'”


NB:
hanya menyusun arti dalam bahasa Indonesia tanpa menyertakan hadis berbahasa Arab dan hanya memilih salah satu nomor hadis dari hadis-hadis yang bermaksud/bermakna sama, untuk mempersingkat tulisan dan mempermudah pemahaman. Kilaf, salah, kekurangan, dan sesuatu yang tidak tepat pada tempatnya, mohon maaf dan silakan dikoreksi di kolom komentar. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


0 komentar:

Posting Komentar